Selasa, 04 Mei 2010

Stress Management (Ebook Introduction)

PENDAHULUAN


Banyak orang yang bertanya kepada saya, tentang bagaimana caranya supaya bisa hidup tanpa terbebani oleh Masalah dan Stress.

Pada dasarnya, Stress adalah sesuatu hal yang alamiah dialami oleh setiap orang. Jangankan anda, para motivator hebat pun juga stress. Begitupula dengan saya. Walaupun mayoritas jalan kehidupan saya saat ini sebagai seorang Hypnotherapist, stress adalah hal yang tidak mungkin dihindari oleh setiap orang. Karena stress yang menurut arti katanya “tegang” boleh dibilang sebagai keadaan dimana kita sedang tertekan akan banyaknya kewajiban yang sedang kita kerjakan atau kita rasakan.

Oleh karena itu pastilah setiap orang pernah mengalaminya. Hanya saja level/tingkat dari stress tiap orang tidaklah sama. Karena pada dasarnya stress bukanlah hal yang nyaman ketika hadir dalam hidup kita. Sehingga memberikan reaksi yang berbeda akan situasi yang tidak nyaman tersebut.

Karena stress adalah hal yang alamiah maka bukanlah ketakutan yang semestinya terjadi ketika dia tiba. Justru ini tantangan bagi kita tentang bagaimana kita mampu mengelola stress itu dengan baik. Karena ketika stress itu di manajemen dengan bijak tentunya stress itu akan bermanfaat dalam kehidupan kita tentunya.

Pada pertengahan tahun 2009 saya bertemu dengan seseorang bernama Andi yang sedang stress berat. Dia baru saja kehilangan motornya. Padahal cicilannya sudah hampir lunas. Bagi Andi motor itu begitu berharga. Motor itu seolah telah menjadi kaki dalam pekerjaannya. Terlebih posisinya yang sebagai kurir mewajibkan Andi harus memiliki motor pribadi.

Kejadian Andi membuat saya tertarik untuk mempelajari tentang masalah “stress” lebih lanjut. Andi merasa stress karena dia kehilangan motornya. Kalau ditilik kembali, penyebab stressnya Andi bukanlah karena motornya yang hilang akan tetapi pada dampak dari hilangnya motor tersebut. Dimana dengan hilangnya motor berdampak kepada hilangnya pekerjaan dia. Oleh karena itu stress terjadi karena adanya suatu masalah yang berdampak kepada masalah lainnya yang lebih besar dan lebih penting. Sehingga seseorang seringkali menjadi stress bukanlah karena pencetus masalahnya melainkan pada dampak yang lebih besar yang akan mereka hadapi.



Sebagaimana Tono yang kehilangan pekerjaan karena di PHK. Tidak masalah bagi dia kehilangan pekerjaan ketika masih membujang. Tetapi ketika sekarang sudah memiliki dua orang anak, menjadikan Tono kebingungan akan langkah yang ditempuh. Modal ijazah SMA yang sekarang sulit terpakai di era modern ini membuat Tono stress . Terlebih ketika dia menerima penolakan ketika melamar pekerjaan di salah satu perusahaan.

Bingun, bimbang dan gelisah seolah menjadi menu wajib bagi mereka yang sedang dilanda stress. Mereka mengalami kebingungan akan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka gelisah karena masalah tersebut pastilah tidak nyaman di hati. Dan ketika sang stress itu tiba, seolah mereka tak kuasa dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Orang yang terkena stress biasanya mengalami distorsi Fokus. Dimana fokus mereka senantiasa pada masalah yang mereka hadapi. Kehidupan nya seolah hanya terfokus dengan maasalah tersebut. Ketika makan mikir masalah, ketika kerja mikir masalah bahkan sampai tidurpun masih kepikiran sehingga tak jarang orang yang stress mengalami insomnia/kesulitan tidur. Oleh karena itu salah satu terapi untuk orang stress adalah memperbaiki fokusnya. Ketika hanya masalah yang difikirkan tentu inilah yang membuat kehidupan mereka tidak efektif. Mereka jadi terbelenggu oleh masalah. Sehingga orang-orang yang stress biasanya menjadi lebih ringan bebannya ketika telah mampu melihat masalah dari kacamata orang lain atau keluar sejenak dari masalah yang sedang dihadapi, baik dengan relaksasi ataupun sejenisnya.

Sebelum saya membahas lebih jauh tentang stress, depresi atau masalah emosi negative lainnya, izinkan saya untuk bercerita tentang bagaimana Pikiran kita menerima informasi serta menjadikannya sebagai memory.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com
Modified by : Iwan Ketan |Smiletrainer.blogspot.com